Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep
Pemkab Bantul kumpulkan pengelola SPPG untuk evaluasi MBG
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-18 23:48:08【Resep】279 orang sudah membaca
PerkenalanBupati Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Abdul Halim Muslih disela menjalankan tugas di Bantul. AN

Bantul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, segera mengumpulkan para pengelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di daerah tersebut untuk melakukan evaluasi pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi anak sekolah.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih, di Bantul, Selasa, mengangakan langkah mengumpulkan para pengelola SPPG MBG tersebut salah satunya menindaklanjuti adanya laporan keracunan makanan yang dialami siswa yang diduga setelah menyantap makanan MBG di wilayah Kecamatan Jetis.
"Masalah Makan Bergizi Gratis ini harus terus kita evaluasi, kita pantau kita cari apa penyebab sesungguhnya, maka kita akan rapat tentang Program MBG dengan mengundang semua penanggung jawab SPPG," katanya.
Bupati menargetkan dalam waktu dekat atau dalam minggu ini dapat mengundang para pengelola SPPG di Bantul, mengenai masalah atau kendala yang dihadapi termasuk mencari solusi bila ada persoalan dalam menjalankan proyek nasional tersebut.
Baca juga: BGN perkuat pelaksanaan program MBG di Kabupaten Bantul
"Para penanggung jawab SPPG yang ada di Bantul coba kita tanya satu per satu apa problemnya, apa masalahnya, kok masih saja terjadi laporan itu (keracunan)," katanya.
Menurut dia, laporan keracunan makanan yang dialami siswa diduga usai menyantap MBG memang bukan gambaran semua SPPG, melainkan hanya beberapa peristiwa, dan bukan representasi dari semuanya.
"Ini kecelakaan, tapi bagaimanapun karena ini menyangkut kesehatan anak-anak kita, pastilah harus kita cari solusinya, kita temukan penyebabnya apa kok masih saja terjadi keracunan seperti ini," katanya.
Sementara itu, terkait dengan laporan ratusan siswa di salah satu SMA negeri di Jetis yang diduga keracunan makanan pada Jumat (31/10), Bupati mengangakan sudah dilakukan asesmen oleh pihak terkait, dan ngak ada yang perlu menjalani rawat inap.
Baca juga: Bantul awasi pemberian MBG di sekolah meski bukan kewenangan daerah
"Sudah diasesmen dan Alhamdulillah ngak ada yang perlu dirawat inap, artinya mereka yang masih muda tentu imunitas masih kuat, tapi kan kita harus mengantisipasi lebih jauh, jangan sampai ada keracunan lagi," katanya.
Suka(1)
Artikel Terkait
- BPOM respon sirop obat dari India diduga ber
- Koalisi organisasi masyarakat minta pemerintah terapkan cukai MBDK
- PBB: Bantuan Gaza terhambat karena penutupan perbatasan
- 8.000 korban erupsi Lewotobi NTT masih ditanggung pemerintah pusat
- Bulan Sabit Merah sebut 29 staf di Gaza tewas sejak agresi Israel
- Sekitar 350 keluarga di Sudan berjalan kaki 50 km untuk mengungsi
- Hukum kemarin, KA Harina tabrak truk hingga vonis eks Kapolres Ngada
- Polri tindak pengguna vape etomidate meski bukan narkotika
- Benarkah kecoak bisa cemari udara rumah?
- SPPG Polri di Palmerah siap beroperasi
Resep Populer
Rekomendasi

Sari Murni Group investasi di Vietnam perkuat ekspansi ke pasar global

Ombudsman RI ungkap temuan pelaksanaan Program MBG di Ambon

Bupati Gowa tawarkan pasokan bahan pokok Perseroda ke SPPG

Dinkes Serang latih seribu relawan SPPG guna jamin keamanan pangan MBG

Ahli Ekologi Hewan: NTB jadi daerah penting bagi migrasi burung dunia

Mangut, kuliner tradisional dari pesisir Jawa

Polda NTT rutin cek keamanan menu MBG sebelum didistribusikan

Kulit terbakar matahari panas? Kenali gejala dan penanganan "sunburn"